PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.,
kepemimpinan dipegang oleh sahabat nabi (khulafaurrasyidin) yaitu: Abu Bakar
(11-13 H), Umar bin Khattab (13- 23 H), Utsman bin Affan (24-35 H), dan Ali bin
Abi Thalib (36-41 H). Setelah wafatnya Ali bin Abi Thalib maka bentuk
kekhalifahan berakhir dan berganti menjadi kerajaan/ dinasti yang tidak membuat
ajaran islam berubah. Kerajaan ini dipelopori oleh dinasti umayyah yang
berkuasa selama kurang lebih 90 tahun (40- 132 H) yang dimana peradabannya
mengalami perkembangan yang pesat. Oleh karena itu, pembahasan ini akan sedikit
menguraikan perkembangan- perkembangan di masa Dinasti Umayyah.
B. Rumusan Masalah
- Bagaimana Aspek Politik dalam Pemerintah di masa Dinasti Umayyah ?
- Bagaimana Perkembangan ilmu pengetahuan di masa Dinasti Umayyah ?
- Bagaimana Perkembangan Ekonomi di masa Dinasti Umayyah ?
C. Tujuan
- Mengetahui Aspek Politik dalam Pemerintah pada Dinasti Umayyah.
- Mengetahui Perkembangan Ilmu Pengetahuan di masa Dinasti Umayyah.
- Mengetahui Perkembangan ekonomi di bawah kekuasaan Dinasti Umayyah.
PEMBAHASAN
A. Aspek Politik dalam Pemerintahan
Pemerintahan bani umayyah merupakan
pemerintahanyang membidani lahirnya monarchie heredetis (kerajaan turun
menurun) khalifah Muawiyyah lah yang pertama kali mengubah pemerintahan corak
republik menjadi monarki. Hal ini berdasarkan dari perkataan Muawiyyah Sendiri,
yaitu “saya sultan pertama” (I am the first king among the arab king). Muawiyah
bermaksud mencontoh dari Persia dan Bizantium. Muawiyyah juga seorang
administrator yang ulung dan dia yang memindahkan ibu kota dari Madinah ke
Damaskus.
Menurut K.Ali, Muawiyyah membagi atas dua
kelompok dewan syura yaitu Syura Khas (pusat) dan Majlis Syura Sementara yang memiliki jumlah lebih banyak terdiri dari berbagai provinsi dan kota.
Pembangunan dan komunikasi yang kurang baik di berbagai provinsi dan kota,
Muawiyyah berkonsultasi dengan Majlis Syura. Satu sisi ia cukup membuka ruang
demokrasi dengan berkonsultasi dengan anggota dewan, majlis syura, namun di
sisi lain ia juga mengampanyekan bentuk pemerintahan monarki dengan mengangkat
Yazid menjadi putera mahkota. Di masa kepemimpinannya, Yazid ditandai dengan
tiga keburukan dan satu kebaikan (1.cucu nabi,Husen terbunuh menyebabkan
gol.syiah lahir secara aempurna dan menjadi penentang utama kekuasaannya.
2.Yazid menyerang kota madinah. 3.Tentara Yazid menyerang dan membakar ka’bah.
4.mengangkat kembali Uqbah ibn Nafi’i menjadi gubernur kedua kaliinya di
Ifriqiyah/Qayrawan).
Bani Umayyah menyususn tata pemerintahan yang
sama sekali baru, untuk memenuhi tuntutan perkembangan wilayah dan administrasi
kenegaraan yang semakin komplek. Selain mengangkat majelis penasihat sebagai
pendamping, khalifah bani Umayyah dibantu oleh beberapa sekretaris,yakni:
- Katib ar-Rasail, sekretaris yang bertugas menyelenggarakan administrasi dan surat menyurat dengan para pembesar setempat.
- Katib al-Kharaj, sekretaris yang bertugas menyelenggarakan penerimaan dan pengeluaran negara.
- Katib al-Jundi, sekretaris yang bertugas menyelenggarakan segala hal yang berkaitan dengan ketentaraan.
- Katib asy-Syurtah, sekretaris yang bertugas sebagai pemeliharaan keamanan dan ketertiban umum.
- Katib al-Qudat, sekretaris yang menyelenggarakan tertib hukum melalui badan-badan peradilan dan hukum setempat.
Ekspansi islam di masa dinasti umayyah meliputi
benua Eropa melalui Musa bin Nushair dan Thariq bin Ziyad, di wilayah Timur
hingga ke Cina, Qutaibah bin Muslim membuat jutaan hati manusia mencintai
Islam, orang-orang Hindustan yang akrab dengan berhala dan keyakinan-keyakinan
animismenya dibuat mengenal tauhid melalui Muhammad bin Qashim ats-Tsaqafi. Ekspansi
islam meluas terutama pada pemeritahan Abd.Malik bin Marwan dan Al-Walid bin
Abd.Malik. Ekspansi ini terbagi kepada dua arah yakni ke barat yang meliputi
wilayah Afrika Utara, Spayol dan Prancis, dan wilayah Timur meliputi Asia
Tengah dan India. Ekspansi daulah Bani Umayyah dimulai sejak zaman Muawiyah
dengan ditaklukkannya Tunisia. Di sebelah timur Muawiyah dapat menguasai daerah
Khurasan sampai Oxus dan Afganistan sampai Kabul. Angkatan lautnya melakukan
serangan-serangan ke ibu kota Bizantium, Konstantinopel.
Abdul Malik bin Marwan melanjutkan ekspansi ke
timur, pasukannya menyebrangi Oxus dan berhasil menaklukan Balkh, Bukhara,
Khawarizm, Ferghana dan Samarkand. Tentaranya bahkan ke India dan dapat
mengusai Balukhistan, Sind, dan daerah Punjab sampai Maltan.
Ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjutkan
oleh al-Walid bin Abdul Malik, pada masanya tercatat bahwa ekpedisi militer
dari Afrika Utara menuju barat daya benua Eropa. Setelah ditundukkannya
al-Jazair dan Marokko. Thariq bin Ziyad membuka jalan ekspansi ke Spanyol,
dengan cepat ibukota Spanyol, Cordova dengan cepat dikuasai dan diteruskan ke
beberapa wilayah disekitarnya meliputi Seville, Grenada, Elvira, Arkhidona,
Malaga, dan Toledo.
Berikutnya di zaman Umar bin Abdul Aziz,
ekspansi dilanjutkan ke Prancis melalui pegunungan Pinaree, dipimpin oleh
Abdurrahman bin Abdullah al-ghafiqi, Penyerangan ke wilayah Bordean, Poities
yang kemudian terbunuh dalam menyerang Tours, sehingga pasukannya ditarik
kembali ke Spanyol. Di samping daerah-daerah tersebut umat Islam telah
menaklukkan beberapa pulau yang ada di Laut Tengah (mediterania), di antaranya
Majorca, Corsica, Crete, Rhodes dan sebagian Sicilia.
Dengan demikian maka meluaslah wilayah kekuasaan
Islam yang meliputi Spayol,Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arab, Irak,
sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, dan daerah yang sekarang disebut
Pakistan, Purkmenia, Uzbekistan, dan Kirgistan di Asia Tengah. Jika diringkas,
penyebaran Islam yang dilakukan oleh Bani Umayyah mencakup empat wilayah besar.
Arah Barat yang berakhir di Eropa, Andalusia, Hindustan wilayah Pakistan dan
sebagian wilayah India, wilayah Cina di Timur, dan wilayah Kaukasus di Selatan
Afrika.
Buah dari penaklukkan negeri-negeri ini,
melahirkan tokoh-tokoh besar umat Islam dalam bidang fikih, tafsir, sastra,
kedokteran, geografi, teknik, kimia dan ilmu-ilmu lainnya. Sebut saja Imam
Bukhari, Muslim, Tirmidzi, an-Nasai, ath-Thabari, Ibnu Khaldun, adz-Dzahabi,
dan lainnya, mereka semua adalah buah dari dakwah Islam Bani Umayyah.
B. Perkembangan Ekonomi
Perekonomian di masa kepemimpinan khalifah bani
umayyah, kondisi baitul maal berubah. Masa ini,baitul maal dibagi menjadi dua
bagian yaitu, umum dan khusus. Pendapatan baitul maal umum diperuntukkan bagi
seluruh masyarakat umum, sedangkan pendapatan baitul maal khusus diperuntukkan
bagi para sultan dan keluarganya. Diantara para khalifah bani umayyah yang
termasyhur dan memberikan banyak pemikiran dibidang ekonomi adalah:
1. Muawiyah ibn Abi Sofyan
Pada masa pemerintahannya, beliau mendirikan
pelayanan pos(diwanul barid) beseerta dengan berbagai fasilitasnya, menertibkan
angkatan perang, mendirikan kantor pencetakan mata uang, dan mengembangkan
jabatan profesional.
Selain itu, beliau juga menerapkan kebijakan
pemberian gaji tetap kepada para tentara, pembentukan tentara professional,
serta pengembangan birokrasi seperti fungsi pengumpulan pajak dan administrasi.
2. Abdul Malik ibn Marwan
Pemikiran yang serius terhadap penerbitan dan
pengaturan uang dalam masyarakat islam muncul dimasa ini. Abdul Malik mengubah
mata uang Bizantium dan Persia yang dipakai di daerah- daerah yang dikuasai
Islam. Untuk itu, dia mencetak mata uang itu sendiri dengan memakai kata- kata
dan tulisan arab serta tetap mencantumkan kalimat “Bismillahirrahmanirrahim”
pada tahun 74 H (659 M). Pembuatan mata uang ini didasarkan pemikiran bahwa selain
memiliki nilai ekonomi juga sebagai pernyataan kedaulatan dinasti Islam.mata
uang juga berfungsi sebagai sarana pengumuman keabsahan pemerintah pada waktu
itu yang namamya terpatri pada mata uang tersebut.
Pada empat hijriah dunia islam mengalami krisis
mata uang emas dan perak, maka dibuatlah dari tembaga atau campuran tembaga
dengan perak yang diseb ut dengan fulus (mata uang tembaga tipis) dan sering
disebut al-Qarathis. Setelah mata uang fulus ini digunakan maka nilai mata uang
mulai dihitung. Setelah mata uang menyebar untuk mempermudah transaksi maka
banyak kelompok- kelompok orang memberikan jasa.
Khalifah Abdul Malik dalam hal pajak dan zakat
memberikan kebijakan dengan memberlakukan kewajiban bagi umat islam untuk
membayar zakat dan bebas dari pajak lainnya. Hal ini mendorong orang nonmuslim
memeluk islam,dengan itu mereka terbebas dari pajak. Kenyataan ini menimbulkan
masalah bagi perekonomian negara.tapi, khalifah ini mengembalikan beberapa
militer islam menjadi profesi semula, dan menetapkan kepadanya untuk membayar
pajak sebagaimana kewajiban mereka (sebelum masuk islam).
Khalifah Abd. Al-Malik juga berhasil melakukan
pembenahan pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa arab
sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan islam. Keberhasilan in diikuti
oleh putrany (Walid).
3. Umar ibn Abdul Aziz
Beliau menerapkan kembali aturan islam secara
utuh dan menyeluruh. Beliau menyerahkan seluruh harta kekayaannya dan
keluargannya dengan tidak wajar kepada kaum muslimin melewati baitul maal. Umar
juga berupaya membersihkan baitul maal dari harta yang tidak halal dan berusaha
mendistribusikannya kepada yang berhak menerimanya, dan mengembalikan harta
yang tidak sah.
Beliau mengurangi pajak kaum nasrani dan
meniadakan pajak kepada kaum muslim,membasmi sistem kerja paksa,dan melarang
pembelian tanah non-Muslim kepada umat islam. Kebijakan tersebut diberlakukan
untuk melindungi dan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya sehingga tidak ada
lagi yang mau menerima zakat.
Umar Ibn Abdul Aziz menerapkan kebijakan otonomi
daerah. Dan setiap wilayah islam memiliki wewenang mengelola zakat dan pajak
sendiri-sendiri dan tidak diharuskan menyerahkan upeti kepada pemerintah pusat.
Bahkan pemerintah akan memberikan subsidi kepada wilayah islam yang minim
pendapatan zakat dan pajaknya. Ia juga mengangkat Ibn Jahdam sebagai amil
shadaqah yang bertugas mendistribusikan shadaqah secara merata.
C. Perkembangan Ilmu
Pada Masa Umayyah terdapat beberapa Ilmu yang berkembang
yaitu:
a. Pengembangan Bahasa Arab
Para penguasa dinasti Umayyah memperkuat
kepemimpinannya dengan mengembangkan bahasa Arab di seluruh wilayah kerajaan
Islam. Upaya tersebut dilakukan dengan menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa
resmi dalam tata usaha negara dan pemerintahan sehingga pembukuan dan
surat-menyurat harus menggunakan bahasa Arab.
b. Ilmu Qiraat
Ilmu Qiraat adalah ilmu seni baca al-Quran. Ilmu
ini merupakan ilmu syariat tertua yang mulai dikembangkan pada masa Khulafa
Rasyidin. Pada dinasti ini lahir para ahli qiraat ternama salah satunya
Abdullah bin Qusair dan Ashim bin Abi Nujum.
c. Ilmu Tafsir
Salah satu bukti perkembangan ilmu tafsir pasa
masa ini yakni dibukukannya ilmu tafsir oleh Mujahid.
d. Ilmu Hadits
Ketika kaum Muaslimin telah berusaha memahami
al-Quran mereka juga mengeluti hadits-hadits Rasulullah. Sehingga timbullah
usaha untuk mengumpulkan hadits, menelidiki asal-usulnya, hingga akhirnya
menjadi satu ilmu yang berdiri sendiri yang dinamakan ilmu hadits. Di antara
ahli hadits yang terkenal pada masa ini yakni al-Auzi Abdurrahman bin Amru,
Hasan Basri, Ibnu Abu Malikah, Asya’bi Abu Amru Amir bin Syurahbil.
e. Ilmu Fiqh
Pada awal mulanya perkembangan ilmu fiqh
didasari pada dibutuhkannya adanya peraturan-peraturan sebagi pedoman dalam
menyelesaikan berbagai masalah. Al-Quran dan hasits dijadikan sebagai dasar
fiqh Islam. diantara ahli fiqh yang terkenah adalah Sa’ud bin Musib, Abu Bakar
bin Abdurahman, Qasim Ubaidillah, Urwah, dan Kharijah.
f. Ilmu Nahwu
Dengan meluasnya wilayah Islam dan didukung
dengan adanya upaya Arabisasi maka ilmu tata bahasa Arab sangat dibutuhkan.
Sehingga dibukukanlah ilmu nahwu dan menjadi salah satu ilmu yang penting untuk
dipelajari. Salah satu tokoh yang legendaris adalah Abu al- Aswad al-Du’ali
yang berasal dari Baghdad. Salah satu jasa dari Al- Du’ail adalah menyusun
gramatika Arab dengan memberikan titik pada huruf-huruf hijaiyah yang semula
tidak ada.
g. Ilmu Goegrafi dan Tarikh
Geografi dan tarikh pada masa ini telah menjadi
cabang ilmu tersendiri. Dalam melalui ilmu tarih mereka mengumpulkan kisah
tentang Nabi dan para Sahabatnya yang kemudian dijadikan landasan bagi
penulisan buku-buku tentang penaklukan (maghazi) dan biografi. Munculnya ilmu
geografi dipicu oleh berkembangnya dakwah Islam ke daerah-derah baru yang luas
dan jauh.
h. Usaha Penterjemahan
Pada masa ini dimulau usaha penterjemahan
buku-buku ilmu pengetahuan dari bahasa-bahasa lain ke dalam bahasa Arab. Ini
merupakan rintisan pertama dalam penerjemahan buku yang kemudian dilanjutkan
dan berkembang pesat pada masa Dinasti Abbasiyah. Buku-buku yang diterjemahkan
pada masa ini meliputi buku-buku tentang ilmu kimia, ilmu astronomi, ilmu
falak, ilmu fisika, ilmu kedokteran, dan lain-lain.
D. Seni dan Budaya
Seni dan Budaya Pada masa bani Umayah ini
berkembang seni Arsitektur terutama setelah ditaklukkananya spanyol oleh Thariq
bin Ziyad. Ekspresi seni ini diwujudkan pada bangunan-bangunan masjid yang
didirikan pada masa ini. Arsitektur bangunannya memadukan antara budaya Islam dengan
budaya sekitar. Bukti perkembangan arsitektur pada masa ini nampak seperti pada
Kuba batu Masjidil al-Aqsha yang dikenal dengan Dome or The Rock (Qubah
Ash-Shakhra) di Yerusalem, bangunan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi yang
disempurnakan bangunannya pada masa Umar bin Abdul Aziz, menara-menara yang
didirikan oleh al-Walid di Suria dan Hijaz, bangun gereja yang diperbaiki dan
diubah fungsinya oleh al-Walid menjadi masjid, serta istana-istana kecil dan
rumah-rumah peristirahatan pada khalifah dan anak-anaknya. Selain arsitektur
juga berkembang seni rupa dan musik. Seni rupa berupa lukisan yang terlihat
pada ukiran dinding bangunan. Para pelukis disebut dengan mushawwirun.
Sedangkan dalam lagu dan nyanyian sebenarnya telah berkembang pada masa pra
islam dengan adanya lagu kemenangan, perang, keagamaan dan cinta serta terdapat
beberapa alat musik berupa tabur segi empat (duff), seruling (qashabah), suling
rumput (zamr). Musisi terkenal pada masa ini salah satunya adalah Said ibn Misjah,
Ibn Surayjsab Ibn Muhriz.
PENUTUP
Kesimpulan
Bani umayyah adalah dinasti islam yang mempelopori pergantian sistem
kekhalifahan menjadi monarki. Dinasti Umayyah ini bertahan kurang lebuh 90
tahun dengan 14 kali pergantian pemimpin. Di Masa Bani Umayyah ini mengalami
perkembangan perluasan kekuasaan islam yang meliputi benua Eropa, Asia kecil,
Afrika,jazirah arab.dan banyaknya pembangunan- pembangunan baik dalam bidang
perekonomian, ilmu pengetahuan dan juga seni seperti didirikannya pelayanan
pos,adanya mata uang dengan nama dinar,fulus dengan dibangunnya kantor
pencetakan mata unag. Berkembangnya bahasa arab menjadi bahasa resmi diwilayah
itu dan juga dalam urusan pemerintahan. Tercapainya tujuan ersebut tidak lepas
dari kebijakan- kebijakan pemimpinnya dalam melindungi wilayah dan
masyarakatnya.
0 komentar:
Post a Comment