Sunday, December 13, 2015

KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM

Pengertian ekonomi islam

Sebagian ahli memberi definisi ekonomi islam adalah mazhab ekonomi islam yang didalam terjelma cara mengatur kehidupan perekonomian dengan apa yang dimiliki dan ditujukan oleh mazhab ini, yaitu tentang ketelitian cara berfikir yang terdiri dari yang nilai-nilai moral islam dan nilai-nilai ekonomi atau nilai-nilai sejarah yang berhubungan dengan masalah-masalah siasat perekonomian maupun yang berhubungan dengan uraian sejarah masyarakat manusia.

Sebagaian lainnya berpendapat bahwa ekonomi islam merupakan sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang di simpulkan dari Al-Quran dan As-Sunnah dan merupakan bangunan perekonomian yang didirikan atas landasan dasar-dasar tersebut sesuai dengan lingkungan dan masanya.

Yang pertama adalah yang diistilahkan dengan “sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang disimpulkan dari Al-quran dan As-Sunah” yang berhubungan dengan urusan-urusan ekonomi, misalnya firman Allah SWT.:


Surah al baqarah 29

Artinya: “Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu.” (Q.S. Al-Baqarah:29).

Hadis ini meletakan prinsip umum, yakni haram menganiaya dan mengganggu hak atas harta orang islam lainnya. Hal ini juga disebutkan pada hadis-hadis lainnya yang meletakan prinsip-prinsip ekonomi yang penting.

Ciri asasi prinsip-prinsip umum adalah prinsip-prinsip ini tidak berupah ataupun berganti serta sesuai untuk setiap saat dan tempat, tanpa dipengaruhi oleh tingkat kemajuan ekonomi dalam masyarakat.
Sebagaian ahli mengistilahkan dasar-dasar ini dengan istilah Mazhab Ekonomi Islam.

Yang kedua diistilahkan oleh Profesor Doktor Muhammad Abdullah Al-Arabi dengan bangunan perekonomian yang kita didirikan di atas landasan dasar-dasar tersebut sesuai dengan tiap lingkungan dan masanya.

Dengan kata tersebut di atas ia maksudkan cara-cara penyesuaian atau pemecahan masalah ekonomi yang dapat dicapai oleh para ahli dalam Negara islam, sesuaian dengan pelaksanan dari prinsip-prinsipyang lalu itu. Seperti keterangan tentang riba yang di haramkan dan juga perbuatan-perbuatan yang mengandung sifat riba, batas harta yang cukup dalam hubungannya dengan zakat, praktek perimbangan antara kehendak-kehendak Negara dan belanjanya, dan bagaimana cara merealisasikan perimbangan di dalam masyarakat, dan seterusnya.

Ciri asasi dari cara pemecahan dan penyesuaian-penyesuaian ini berbeda dengan prinsip-prinsip umum yang tercakup dalam bagian pertama karena prinsip ini dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan situasi, tempat, dan waktu. Cara pemecahan dan penyesuaian-penyesuaiannya pun dapat berupah dari satu lingkungan pada lingkungan juga masih dapat berupah dari satu waktu ke waktu lain menurut perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan tersebut dari waktu ke waktu.

Sebagian ahli mengistilahkan cara-cara penyesuaian yang berubah-ubah ini dalam bidang ekonomi dengan istilah “system atau system-sistem ekonomi islam”, untuk membedakan dari prinsip-prinsip umum ekonomi yang diistilahkan dengan mazhab ekonomi yang tidak menerima perubahan maupun pergantian, seperti pernah diterangkan.

Ingin kami alihkan pandangan bahwa keterikatan dengan prinsip-prinsip ekonomi umum yang tercakup dalam bagian pertama tadi, bukan berarti menghentikan kaum muslimin, tidak pula bermaksud mencegah mereka dari ijtihad (usaha) menemukan cara pemecahan yang cocok bagi problema-problema mereka.

Hal itu dikarenakan:
1. Prinsip-prinsip umum ini hanya sedikit dan terbatas, dan gandengannya hanya dengan kebutuhan-kebutuhan pokok yang pasti dihajatkan oleh setiap masyarakat, tanpa terpengaruh oleh tingkat kamajuan ekonominya. Itulah sebabnya mengapa prinsip-prinsip umum ini cocok untuk setiap saat dan tempat.

2. Dalam bidang pelaksanaan prinsip-prinsip ini atau dalam bidang-bidang lain yang tidak diputuskan hukumnya oleh salah satu dari prinsip-prinsip ini, tiap masyarakat dari masyarakat-masyarakat Islam berhak, bahkan wajib berijtihad menemukan pendapat bagi pemecahan problema-problema ekonomi, menurut situasi masyarakat yang berubah-ubah tersebut, dengan petunjuk dari Al-Quran dan As-Sunnah.

KAPITALISME

Kapitalisme adalah istilah yang dipakai untuk menamai system ekonomi yang mendomonasi dunia Barat. Sistem ini muncul setelah hancurnya sistem feodalisme sekitar abad 16. Pada zaman kuno sistem ini sebenarnya sudah ada namun belum berada dalam sistem seperti sekarang.

Sistem ini mulai muncul kepermukaan ketika meningkatnya perniagaan jarak jauh di antara pusat-pusat kota abad pertengahan di Eropa. Lintasan dagang jarak jauh ini berkembanglah semangat kapitalisme disertai peningkatan sistem dan metodenya.

Sebagai sistem pemikiran dalam bidang ekonomi, kapitalisme ditandai oleh tiga semangat yaitu pemilikan, persaingan dan rasionalitas. Meski demikian konsep ini tetap tidak jelas. Istilah kapitalisme mengandungan banyak versi yang bersumber pada berbagai teori. Karena itu konsep ini lebih dinilai sebagai pemikiran yang berpretensi netral kerana sistem ini dilihat sebagai hal empiris. Ia berkembang dalam perjalanan sejarah. Dan dalam perkembangan sistem ini baik maupun bentuknya senantiasa berubah.

Persoalan kapitalisme dan sosiolisme barangkali tidak disukai oleh ahli-ahli ekonomi dan penguasa politik. Tetapi bagaimanapun para ahli sejarah ekonomi dan sejarah sosial mempunyai rasa kewajiaban untuk memberikan hibotesa tentang dua sistem itu.

Pemikiran dan penelitian terhadap dua sistem ini senantiasa berkembang seirama perkembangan kegiatan sosio-ekonomi manusia. Dalam perkembangannya, dua sistem ini saling membayangi dan sudah sampai pada persoalan-persoalan yang rumit. Dua Negara adikuasa Soviet yang mengembangkan ekspansi sosialismenya dan Amerika Serikat menyebarkan paham kapitalisme sudah berada dalam suatu iklim yang yang daling menyerang.

Warner Sombart dalam karyanya Der moderne capitalism mengukuhkan sistem kapitalisme itu sebagai konsep dasar dari suatu sistem pemikiran ekonomi. Di sini ia mengungkapkan kapitalisme sebagai suatu sistem, dalam arti tidak dikaitan dengen konotasi politis, ideologi dan konotasi etis yang negative. Sebagai sistem pemikiran. Sistem ini ditandai semangat pemilikan, persaingan dan rasionalitas.

Perkembangan kapitalisme pada zaman modern ini sudah sangat berbeda dengan kapitalisme pada awal revolusi Inggris. Krisis demi krisis yang dialami kapitalisme, baik bergerak sebagai sistem ekonomi Negara maupun sebagai sistem pemikiran sudah merupakan pola perkembangan yang selalu berkembang sesuai pemikiran zaman.

Ketika pamor sistem kapitalisme anjlok pada krisis besar dunia tahun 1930-an dan runtuh sama sekali akhir perang dunia ke dua, namun sistem ini tetap bertahan dan bangun kembali bahkan sampai sukses yang luar biasa. Negara Amerika Utara, Eropa barat, jepang dan sekarang Negara industri baru seperti beberapa Negara Asia seperti Korea, Taiwan dan beberapa Amerika Latin muncul sebagai kekuatan yang sangat mengagumkan dibawah sistem kapitalisme. Gambaran ekonomi di negara-negara kapitalis pada zaman ini sudah terjadi lompatan kehidupan sosio-ekonomi yang sangat tinggi.Setidaknya untuk nagara-negara kapitalis yang maju, paham kapitalis tidak lagi konotasi negatif dan tetap dipertahankan. Karena banyaknya bendukung, maka sistem ini berkembang sebagai ideologi bangsa yang berusaha menentang pemikiran sosialisme yang selalu membayangi kapitalisme. Bahkan Milton Friedman mengutuk sistem sosialisme dan menurut dia kalau bisa hancurkan sosialisme.

Pandangan bahwa kapitalisme sekarang berbeda dengan kapitalisme awal abad 19, sering dikemukakan sebagai argumen untuk mempertahankan sistem ini. Pada awal perkembangan kapitalisme mungkin sangat tidak baik,seperti terungkap kondisi kaum buruh yang dikecam oleh Marx. Namun pada zaman ini perkembangan kapitalisme sudah memperlihatkan perbaikan-perbaikan. Bahkan unsure-unsur sosialisme sudah masuk dalam kapitalisme. Maka trend sekarang adalah kapitalisme campuran. Yakni selain menekan mekanisme pasar dalam kegiatan ekonomi juga prinsip menerapkan prinsip sosialisme. Kritik Marx terhadap kapitalisme klasik disebabkan cirri-ciri sistem ini menguntungkan pihak tertentu saja. Roda perekonomian dipegang oleh perusahaan-perusahaan tertentu. Dan dalam kapitalisme klasik ini Negara tidak campur tangan kegiatan ekonomi. Negara berperan sebagai pendukung sistem ini. Keadaan inilah yang dikutuk oleh Marx dan ingin menghancurkan sistem kapitalisme diganti dengan sosialisme.

Dalam sistem kapitalisme rotasi perekomian tergantung pada mekanis pasar. Pengaturan distribusi pendapatan juga diatur oleh pasar. Ketergantungan ini tidak hanya untuk mengadakan alokasi sumber-sumber untuk berbagai penggunaan tetapi juga untuk menentukan tingkat pendapat di antara berbagai kelas masyarakat.

SOSIALISME

Untuk memperoleh gambaran jelas tentang sosialisme kita perlu memahami teori-teori Marx tentang struktur ekonomi, pertentangan kelas, dan Perubahan Sosial.

Peristiwa-peristiwa ini adalah kenyataan-kenyataan sosial. Marx menekankan kenyataan sosial itu bukan berada pada impian yang naïf atau idealistik yang dibuat oleh ilmu pengetahuan, teknologi dan pertumbuhan industry tetap lebih melihat pada keberadaan sosial.

a. Pertentangan Marx dan Hegel
Marx menolak pandangan-pandangan Hegel yang bersifat idealistik. Pandangan Hegel tentang filsafat idealistic berusaha menjelaskan pola-pola perubahan dan perkembangan sejarah dengan analisa dialektik. Dalam analisa dialektinya berintikan pandangan mengenai pertentangan antara tesis dengan antithesis.

Perkembangan sejarah menurut analisis dialektik Hegel meliputi penolakan atas ide-ide yang ada diganti dengan ide-ide baru yang bertentang. Melalui proses ini tahap-tahap sejarah yang berurut sebagai satu seri ide-ide yang bertentangan yang dipertemukan pada tingkat-tingkat yang lebih tinggi. Di sini Hegel menekankan kesadaran diri adalah kesadaran akal budi dalam manifestasi diri seseorang yang senantiasa berkembang. Hegel menjelaskan bahwa struktur sosial dan politik dan keadaan sosio-ekonomi suatu masyarakat adalah perwujudan roh akal budi yang lengkap. Disini Hegel mengemukakan perubahan menuju posisi konservatif yang kemudian justru ditentang oleh pengikut Hegel.

Reaksi Hegelian muda ini mempengaruhi Marx. Marx akhirnya menolak asumsi bahwa penyalahgunaan sistem kapitalis yang meluas di Eropa pada masa itu dapat dihilangkan dengan suatu perubahan sosial yang diprakarsai oleh kaum elit intelektual. Marx menganggap pendekatan ini hanya mengabaikan kondisi-kondisi material dan sosial yang sebenarnya kelas buruh.

Kritik Marx terhadap sistem kapitalisme juga diarahkan pada pemikir ekonomi politik seperti Smith
dan Ricardo. Menurut Marx teori-teori ekonomi ini mengesampingkan hakikat sosial manusia.

Di sini Marx menolak pandangan-pandangan Hegel yang bersifat idealistik. Ia tidak menerima bahwa kekuatan yang mendorong perubahan sejarah adalah munculnya ide-ide dengan roh akal budi untuk melengkapi menifestasi diri.

Marx mengatakan bahwa kondisi-kondisi materil serta hubungan-hubungan sosial yang muncul dari kondisi itu merupakan dasar perkembangkan intelektual atau kekuatan yang menyebabkan perubahan sejarah. Ia tidak menerima pandangan Hegel yang menekankan ide-ide itu yang berperan dalam perubahan sejarah.

Istilah materialism sejarah sangat tepat untuk menggambarkan aumsi-asumsi dasar tentang teori-teori Marx. Dalam karya The Communist Manifesto dan Das Capital secara tradisional sudah diasumsikan bahwa tekanan utama Marx adalah pada kebutuhan material dan perjuangan kelas sebagai usaha memenuhi kebutuhan hidup seseorang.

Marx tidak sepaham dengan ahli filsafat materialistik yang menekankan bahwa semua kenyataan tidak lebih dari benda-benda yang bergerak. Menurut Marx, suatu pemahaman ilmiah yang dapat diterima tentang suatu gejala sosial adalah dengan melihat langsung hakikat masalah sosial. Hal ini mencakupi bahwa manusia tidak hanya sekedar organisme materil tetapi sebaliknya manusia itu memiliki kesadaran diri subyektif dan kondisi materialnya.

Ia mengnggap teori Hegel ini mengabaikan suatu kenyataan bahwa ide-ide itu tidak mungkin asing dari kehidupan material dan kehidupan sosial yang riil. Ide-ide adalah produk kesadaran subyektif individu-individu, tetapi kesadaran tidak terpisah dari lingkungan material dan sosial. Tujuan akhir adalah mengalihkan pengaruh filsafat yang bersifat membingungkan, yang terpisah dari kehidupan manusia yang riil, menuju realisasi tujuan dari kritisisme filosofis dalam kegiatan ekonomi dan politik praktis.


The German Ideology yang disusun bernama Engles. Dalam karya ini Marx mengatakan bahwa perubahan-perubahan dalam bentuk-bentuk kesadaran, ideologi atau asumsi filosofis hanya mencerminkan perubahan-perubahan kehidupan sosial, bukan penyebab perubahan kehidupan sosial dan material manusia. Menurut Marx kesadaran individu subyek ini adalah kesadaran palsu.

Ideologi yang menyebabkan kesadaran palsu itu secara tajam Marx lemparkan pada agama. Agama yang menekan kehidupan dunia akhirat dan harapan akan hidup sesudah mati menyebabkan orang menganggap penderitaan fisik di dunia ini akan mendapat pahala di dunia akhirat nanti.
Keadaan ini menurut Marx adalah kesesatan yang perlu di robah secara revolusioner. Dan untuk itu setiap langkah sistem yang ada perlu sikap keterbukaan adan kritis. Setiap ideology yang menyimpang ini, menurut Marx sebagai salah satu penyebab individu itu tidak sadar akan kehidupan yang riil.

Perubahan struktur sosio-ekonomi tergantung pada pembentukan kekuatan-kekuatan materil yang terus bermunculan.

Marx menekankan bahwa perkembangan ide-ide revolusioner tergantung pada pembentukan kekuatan-kekuatan materil yang baru yang melahirkan perubahan-perubahan dalam hubungan sosial.
Keadaan zaman modern ini sudah semakin tajam masalah alienasi. Hasil kegiatan manusia menjadi benda dalam yang asing atau sebagai benda dalam dunia yang berada di luar dirinya. Bahkan manusia harus menyesuaikan diri dengan benda-benda itu. Misalnya manusia berada di bawah kerja komputer atau mesin. Benda-benda yang diciptakan manusia itu berubah membatasi kebebasab manusia itu sendiri. Meski secara sadar kita memahami bahwa keadaan itu disebabkan oleh kita sendiri.

Alienasi ini bukan saja dalam soal kegiatan produksi manusia tetapi juga dalam kebuyaan nonmaterial. Misalnya dalam Negara atau suatu perkumpulan, manusia membuat kebijaksanaan atau peraturan. Peraturan yang diciptakan oleh manusia inimenjadi asing karena aturan itu akan mengatur manusia.

Menurut Marx untuk mengatasi masalahalienasiperlu adanya identifikasi antara kondisi materil dengan kondisi sosial.

Bagi marx teori-toeri ekonomi yang menekan individu, telah membuka persaingan bebas dengan moto siapa yang kuat dia yang menang dan siapa yang kalah akan mundur. Kondisi ini hanya akan membawa dampak yang lebih jauh yaitu kelompok bawah, menengah dan atas.

Keadaan ini menurut Marx sebagai akibat sistem kapitalisme yang hanya menekankan kepentingan pribadi. Dalam sistem pembagian kerja ini kelompok buruhlah yang paling menderita. Terhadap soal ini dengan keras Marx menjelaskan sebagai berikut: kalau produk buruh itu menjadi asing bagi saya dan mengkonfrontasikan saya sebagai suatu kekuatan asing, siapa yang memilikinya? Kalau kegiatan saya sendiri bukan milik saya tetapi sebagai suatu kegiatan yang asing dan memaksa, lalu siapa yang memilikinya? bukan diri saya, tetapi orang lain di luar diri saya. Dan siapa yang lain itu? Jawabannya adalah majikan kapitalis.

Masyarakat tanpa kelas yang diimpikan Marx ini samapai sekarang tetap utopi. Karena ternyata perkembangan Negara-negara kapitalis pada jaman ini lebih memperlihatkan peningkatan hidup yang lebih sejahtera dibandingkan dengan masyarakat yang sosialis.

b. Perjuangan kelas
Pengertian kelas adalah suatu kelompok yang berbeda dengan kelompok yang lain. Terbentuknya kelas-kelas dalam masyarakat berkaitan dengan perjalanan sejarah.

Hierarki kelas-kelas ini muncul oleh adanya pembagian kerja yang bersifat sosial dan oleh adanya hak milik atas benda-benda material. Ketika pemikiran tentang dunia ide sebagai kekuatanyang berdiri sendiri dari kondisi-kondisi materil praktis maka terciptanya kerja kasar dan kerja otak.

Menurut paham sosialisme, keberadaan sosialah yang menentukan kehidupan masyarakat sedangkan sesadaran itu hanyalah sebagai refleksi terhadap keberadaan sosial.

Kehidupan yang riil adalah struktur ekonomi masyarakat. Menurut Marx, bidang-bidang lain seperti politik, pendidikan, agama, keluarga dan semua institusi sosial lainnya berlandaskan pada struktur ekonomi. Marx menjelaskan bahwa ada dua bangunan yakni bangunan bawah dan bangunan atas. Bangunan bawah adalah persoalan-persoalan ekonomi sedangkan bangunan atas adalah persoalan sosial-budaya. Menurut Marx kalau bangunan bawah sudah kuat maka dengan mudah terbentuknya bangunan atas, tetapi bukan sebaliknya.

Konsep perjuangan kelas dimulai dari pemikiran bahwa setiap individu dapat mengubah lingkungan materilnya melalui kegiatan produktif untuk bertahan hidup dalam memenuhi perbagai kebutuhannya. Relasi ini menggalmbarkan perbedaan antara anggota-anggota dalam masyarakat dalam kelompok-kelompok struktur ekonomi.

Menurut versi sosialis, kontradiksi yang paling mendalam-dalam setiap masyarakat adalah pembagian kerja dan pemilikan pribadi. Menurut Marx pembagian kelas adalah factor dasar yang paling mempengaruhi gaya hidup dan kesadaran individu.

Struktur kelas yang berbeda dalam masyarakat dapat kita kaitkan dengan konsep materialism sejarah yang bergerak menurut hokum dialektika. Bagi Marx pemilikan atau control atas alat produksi adalah dasar utama bagi kelas-kelas sosial dalam semua bentuk masyarakat.

Persoalan kelas ini pada awalnya seolah-olah diterima begitu saja tanpa dipermasalahkan. Mengapa demikian? Keyakinan ini dipengaruhi agama yang mengajarkan bahwa hidup ini adalah fana, yang penting dalam hidup ini adalah kita berbuat naik dan saleh.

Hubungan sosial yang ada dalam produksi akan menjadi hambatan bagi perkembangan kekuatan-kekuatan produksi dalam masyarakat. Keadaan ini akan terus berkembang dalam masyarakat berikutnya dan dalam keadaan ini kelas-kelas tertentu yang mempunyai kepentingan akan memperoleh kemajuan karena mempertahankan suatu sistem perkembang-perkembang tertentu.

Tetapi ada hambatan cita-cita Marx-Lenin akan masyarakat tanpa kelas itu yakni, oleh adanya revolusi ilmiah dan teknologi pada zaman modern ini. Kemajuan teknologi modern telah memperlemah perjuangan kelas. Meski menurut paham sosialisme bila keadaan ini dibiarkan maka akan mempertajam kontradiksi-kontradiksi antagonistic lama dan memunculkan kontradiksi antagonis yang baru.

Menurut versi sosialisme perjuangan kelas itu selalu mengadakan relasi-relasi dengan dunia kapitalis. Sambil memperkuat sosialisme, serta berjuang untuk perdamaian dunia, perjuangan kelas itu melawan kekuatan-kekuatan imperalisme. Demikian cita-cita sosialisme dalam menata dunia ini dengan perjuangan kelas. Apakah ini menjadi persoalan yang satu-satunya perlu disoroti? Kita akan terus berdiskusi dalam uraian selanjutnya buku ini.

c. Utopi Masyarakat Tanpa Kelas
Visi Marx mengenai masyarakat setelah sosialisme adalah masyarakat komunis.sebelum sampai pada fase masyarakat komunis ada fase awal yang mempersiapkan fase itu yakni sosialisme. Antara fase sosialisme dan komunisme mempunyai perbedaan dalam tingkat kematangan ekonomi, sosial dan rohani.

Ciri masyarakat sosialisme adalah mengukukuhkan bahwa relasi-relasi yang dominan dalam ekonomi itu berkaitan dengan hakikat sosial dari kekuatan-kekuatan produksi. Pada fase ini ada dua kelas yang dominan yakni kelas pekerja dan kaum tani berkebunan kolektif, ini setidaknya bayangan masyarakat sosialis yang diimpikan Marx pada masa hidupnya.

Ciri selanjutnya sosialisme menurut Marx adalah hilang antithesis historis antara kota dan desa, meski ini belum hilang pembedaan-pembedaan tingkat perkembangan materi dan rohani, organisasi kerja dan cara hidup, pelayanan medis dan fasilitas budaya dan lain-lain.

Pada fase sosialisme itu belum mampu menghilangkan pembedaan-pembedaan yang sungguh-sungguh antara pekerjaan mental dan pekerjaan fisik tetapi dalam perkembangan ke tingkat yang lebih tinggi, sosialisme itu sudah mampu mendistribusi barang-barang konsumsi menurut kuantitas dan kualitas pekerjaan yang dilakukan.

Pada tahap akhir perkembangan sosialisme adalah pembentukan manusia yang memiliki kesadaran komunis untuk masuk tahap tertinggi, yaitu masyarakat komunisme. Ketika masuk dalam fase komunisme sudah tidak ada lagi kelas primer dan sekunder, yang ada adalah pemilikan seragam atas sarana-sarana produksi oleh seluruh rakyat.

Komunisme merupakan suatu masyarakat yang sangat terorganisasi dari rakyat pekerja yang bebas dan secara sadar. Komunisme merupakan wadah dalam suatu ikatan tempat perkembangan yang bebas dari setiap individu dan menjadi suatu kondisi bagi perkembangan semua masyarakat yang akan membawa dampak akan terbentuk deselarasan anatara individu dan masyarakat.

Bentuk masyarakat di bawah komunisme adalah organ-organ dan fungsinya tidak lagi akan bersifat politik dan bukan suatu manajemen sosial terhadap suatu profesi khusus.
Kesempurnaan dalam prinsip-prinsip demokrasi, perluasan pengendalian masyarakat atas kegiatan-kegiatan badan-badan administrative kemudian perluasan jenjang prinsip pemilihan dan bertanggung jawab mencakup semua pejapat tinggi Negara dan organisasi sosial.

Karena itu usaha dari masyarakat komunisme adalah menghilangkan kapitalisme dan membangun masyarakat sosialis menuju masyarakat komunis. Kekuatan yang mendorong dan memimpin kegiatan ini adalah kelas pekerja. Kelas ini yang mempersatukan semua rakyat yang tertindas dan yang dieksploitir, serta memiliki simpati-simpati umat manusia yang progresif.

Untuk merealisasikan masyarakat tanpa kelas, konsep komunisme ilmiah menjadi salah satu tonggak dalam mempelajari gerakan-gerakan sosial. Konsep ini menekankan bahwa kaum proletariat akan memperlihatkan misi dunia-historisnya.

0 komentar:

Post a Comment